Jull Takaliuang, dan Kemenangan Rakyat Sangihe

Manado, SASTALPOS.COM — Di Sangihe, harga tanah per meter dalam penawaran korporasi tambang, setara dengan harga sepotong kecil kue “bubengka”. Kontan rakyat geram!

Namun tak sekadar itu alasan yang membuat mereka menolak tambang”.ungkap Jull Takaliuang.

“Kita bisa bayangkan kalau konsesi seluas 42.000 hektare atau lebih dari setengah pulau Sangihe itu berhasil dilakukan oleh PT Tambang Mas Sangihe, ke mana penduduk Sangihe yang bermukim di area itu disingkirkan,” ungkap Jull.

Kata dia, selain banyak penduduk akan terusir dari pulau Sangihe, juga dampak kerusakan lingkungan yang hebat akan menimpa kawasan kepulauan ini.

Beruntung perjuangan bersama rakyat dalam koalisi Selamatkan Sangihe Ikekendage (SSI) menolak tambang telah membuahkan hasil dan bisa dipatahkan lewat jalur hukum. Rakyat Sangihe menang!

Baca juga:  Rompis Jamin Pasokan Oksigen Mulai Besok Terpenuhi

Pada 8 September 2023, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia mengeluarkan keputusan terkait dengan PT Tambang Mas Sangihe. Keputusan Menteri ESDM bernomor 13.K/MB.04/DJB.M/2023 itu ialah untuk mencabut keputusan sebelumnya yang telah memberikan izin peningkatan tahap operasi produksi kepada perusahaan tersebut.

PT Tambang Mas Sangihe dilarang secara tegas untuk melanjutkan kegiatan operasi produksi, termasuk konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.

Keputusan Menteri ini ditanda-tanngani oleh Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, Bambang Suswantono.

“Merayakan kemenangan rakyat ini, saya jadi ingat diksi marhaenis,” kata Jull. Dalam frasa Soekarno, ungkap dia, kaum marhaenis adalah masyarakat perkampungan, orang-orang sederhana dari pesisir dan pulau yaitu petani, nelayan, buruh kasar, kaum pekerja yang sehari-hari tak lebih dari memintal impian kecil mereka yaitu ingin melihat matahari terbit dengan lembut menyinari tawa riang anak-anak mereka.

Baca juga:  Babinsa Tabsel, Selalu Siap Bantu Warga di Wilayah Binaan

“Esensi impian kaum kecil itulah yang diperjuangkan Soekarno dengan gigih dalam memerdekakan Indonesia, tandas dia.

Kemerdekaan yang menurut dia, bisa menghadirkan sebuah dunia yang indah, hangat dan baik bagi masyarakat kita. Orang-orang kecil yang berharap hidup di tengah keadaban politik yang bisa mewujudkan apa yang sebagaimana digambarkan Erich From dalam “The Sane society” sebagai masyarakat yang sehat, masyarakat yang menikmati sejatinya makna hakiki dari sebuah bangsa yang merdeka.

Selamat merayakan kemenangan untuk rakyat Sangihe Ikakendage!(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *