SANGIHE, SASTALPOS. COM – Peran serta Politeknik Negeri Nusa Utara ( POLNUSTAR) guna menekan angka Stunting di Kabupaten Sangihe perlu diapresiasi. Pasalnya Kampus Negeri ini hadir melalui Pengabdian Kepada Masyarakat Unggulan Program Studi (PMUP) penanggulangan masalah stunting Balita, Pemberian Makanan Tambahan ( PMT). Di Kampung Talengen.
Kegiatan PMUP ini di ketuai oleh Yeanneke L. Tinungki, S.Kep, Ns, M. Kes dan anggota Detty J. Kalengkongan, S.Kep, Ns, M. Kes. Dengan tujuan kegiatan ini adalah untuk mengurangi angka kejadian stunting, meningkatkan pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan status kesehatan anak dan tercipta perbaikan tata nilai masyarakat segi kesehatan serta meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya gizi saat hamil, menyusui sampai anak berusia 0-59 tahun.
” Stunting pada balita perlu mendapatkan perhatian khusus karena dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan status kesehatan pada anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak dengan stunting berkaitan erat dengan prestasi di sekolah yang buruk, tingkat anjangan yang rendah dan pendapatan yang rendah saat dewasa.” Kata ketua Tim Yeanneke Tinungki.
Menurut Tinungki Kemungkinan anak yang mengalami stunting akan menjadi individu dewasa yang tidak sehat dan miskin. Keadaan stunting menyebabkan buruknya kognitif, rendahnya produktifitas serta menigkatnya risiko penyakit mengakibatkan kerugian jangka anjang bagi ekonomi Indonesia.
” Sesuai data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe bahwa jumlah kasus stunting tahun 2022 pada bulan Februari total berjumlah 308 kasus dan pada bulan Agustus total berjumlah 278 kasus. Bulan Februari 2022 yang terbesar adalah wilayah Puskesmas Manente berjumlah 70 kasus dan wilayah Puskesmas Kuma berjumlah 52 kasus sedangkan pada Bulan Agustus 2022 yang terbesar adalah wilayah Puskesmas Lapango berjumlah 55 kasus dan wilayah Puskesmas Kuma berjumlah 47 kasus.” Paparnya.
Lanjut Tinungki, Kasus di wilayah Puskesmas Manente berkurang namun wilayah Puskesmas Kuma masih berada di posisi kedua tertinggi angka kejadian stunting. Sementara Kampung Talengen merupakan salah satu kampung yang berada di wilayah Puskesmas Kuma dan merupakan Kampung dengan jumlah kasus stunting tertinggi berjumlah 5 (lima) kasus dengan persentase 4, 27 persen.
” Hal inilah yang mendasari Politeknik negeri Nusa Utara untuk melaksanakan PMUP penanggulangan masalah stunting balita melalui pemberian makanan tambahan (PMT) di kampung Talengen kecamatan Tabukan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara.” Jelasnya.
Ditambahkannya, solusi yang dilakukan kepada mitra adalah melakukan skrining kepada balita yang mengalami stunting di wilayah kampung Talengen. Pemberian Nutrisi seimbang dengan pemberian makanan tambahan (PMT). Memberikan Edukasi dan monitoring ke orang tua tentang Pemberian ASI-Eklusif. Dan Meningkatkan kesadaran pentingnya imunisasi rutin lengkap serta pentingnya berperilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS).
” Keberhasilan PMUP ini didukung dengan Kerjasama yang baik oleh Pemerintah kecamatan dan kampung serta warga masyarakat kampung Talengen.” Tutupnya.
Sementara itu, Camat Tabukan Tengah Yusak Karame, S.IP ketika memberikan sambutan sangat berterima kasih dan bangga karena Politeknik Negeri Nusa Utara turut berperan dalam mengatasi masalah stunting di daerah kabupaten Kepulauan Sangihe.
” Pastinya kami pihak pemerintah Kecamatan sangat terbantu dengan kehadiran dan kepedulian pihak kampus Polnustar yang ambil bagian dalam penanggulangan masalah stunting.” Ungkap Karame.
Senada juga disampaikan oleh Kapitalaung kampung Talengen Yusak Makasaehe, menyampaikan apresiasi atas kehadiran serta peran serta kampus Polnustar dalam penanggulangan masalah stunting balita di kampung Talengen. ” Tambah Makasaehe.
Turut serta dalam kegiatan ini tenaga kependidikan Destu Ayu Hapsari, S.kep, Mahasiswa Aprilia Adilang dan Deysi Lahama serta Alumni. Juga menghadirkan anak stunting berjumlah 5 orang dan orang tuanya serta kader posyandu dan perangkat kampung Talengen. (ADV).