Deteksi Dini dan Pencegahan Stunting Di Kampung Pintareng Oleh Tim PKMS Polnustar

SANGIHE, SASTALPos. Com – Berdasarkan data Riskesdas kasus stunting di Kabupaten Kepulauan Sangihe relatif tinggi. Tercatat sebesar 23.22% anak 1-23 bulan masuk kategori pendek dan sangat pendek (Riskesdas, 2018). Penurunan angka stunting yang ditargetkan pemerintah Indonesia saat ini adalah menjadi 16% di tahun 2023 dan 14% di tahun 2024. Data tahun 2021 terdapat 16 orang balita yang masuk kategori stunting di wilayah kerja Puskesmas Pintareng.

Salah satu intervensi bidang kesehatan untuk menurunkan prevalensi stunting adalah dengan intervensi gizi spesifik. Dimana salah satu strategi yang digunakan dengan peningkatan Sumber Daya Manusia. (Sekretariat Wakil Presiden RI, 2019). Peningkatan kapasitas petugas kesehatan maupun Ibu yang memiliki balita dalam deteksi dini menjadi hal yang sangat penting dalam penurunan prevalensi stunting. Strategi ini dapat diperkuat melalui peran perguruan tinggi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Hal ini, memicu Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Stimulus ( PKMS) Prodi Keperawatan Politeknik Negeri Nusa Utara ( Polnustar) turun lapangan di Kampung Pintareng  Kecamatan Tabukan Selatan Tenggara untuk melakukan kunjungan rumah memberikan kuesioner pengetahuan untuk diisi responden (Ibu) Mengisi data anak dan Ibu, memberikan penyuluhan kepada Ibu terkait stunting dan deteksi dini stunting serta memberikan makanan tambahan berupa susu dan biskuit kepada balita. Pada Kamis, (15/7/2021).

Baca juga:  Asdep Bidang Pertahanan Negara KEMENKOPOLHUKAM Sebut Tamuntuan Pj Bupati Hebat
Tim PKMS saat melakukan kunjungan ke rumah rumah penduduk

” Tujuan kegiatan ini guna meningkatkan kapasitas dan pengetahuan Ibu terkait stunting dan deteksi dini stunting. Serta memberikan makanan tambahan berupa susu dan biskuit untuk balita stunting sebagai upaya pemenuhan nutrisi anak, ” Kata Ketua Tim PKMS Dr. Chandrayani Simanjorang, S.K.M., M.Epid. bersama anggota Mareike D. Patras, SKM, M.Kes.

Menurut Tim, dari temuan di lapangan, mayoritas Ibu kurang pengetahuan terkait stunting dan ibu kurang kreatif dalam menyusun menu makanan pendamping ASI (MPASI) khususnya pada anak yang sering menolak makan. bahkan sebagian Ibu tidak dapat memenuhi nutrisi anaknya disebabkan oleh kondisi ekonomi yang kurang sehingga anak kekurangan gizi kronis.

Baca juga:  Satukan Perbedaan Olahraga Menyatukan Kita Dan Bersinergi Bersama

” Tentu melalui pengabdian ini, ibu – ibu mendapat manfaat yang baik soal peningkatan pengetahuan terkait definisi stunting, penyebab stunting, akibat dari stunting, dan cara mencegah stunting. Peningkatan kapasitas dalam melakukan deteksi dini stunting Balita (anak) mendapatkan makanan tambahan berupa susu dan biscuit, ” Papar Tim PKMS

Kehadiran Tim PKMS Polnustar ini mendapat respon yang baik dari Kapitalaung Kampung Pintareng dan Kepala Puskesmas Pintareng sebagai Mitra dalam pelaksanaan kegiatan positif ini,

“Di kampung kami memang beberapa anak masuk kategori stunting. Kami sangat fokus dalam penanganan anak stunting di kampung ini (Pintareng) karena anak-anak ini adalah calon-calon pemimpin masa depan. Sehingga kami menyambut baik maksud kedatangan tim dari Politeknik Negeri Nusa Utara untuk mengedukasi Ibu dan memberikan makanan tambahan kepada anaknya. Pada dasarnya beberapa Ibu memang kurang pengetahuan dan kurang kreatif dalam memberikan nutrisi kepada anak mereka”. Ungkap Kapitalaung. (Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *