SANGIHE, SASTALPos.com – Kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi mampu memicu terjadinnya hal-hal yang tak diinginkan diantaranya seks bebas, kekerasan seksual dan perilaku menyimpang. Hal ini sering terjadi terhadap Remaja Putri sebab usia remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa remaja yang sering kali dihadapkan pada situasi yang membingungkan. Disatu pihak dia harus bertingkah laku seperti orang dewasa dan disisi lain dia belum bisa dikatakan dewasa. Perubahan masa puberitas pada remaja putri adalah terjadi menarche (menstruasi pertama kali) hal ini menunjukan bahwa organ reproduksi mulai matang. Apabila seks pranikah terjadi pada remaja putri dampak yang paling membahayakan yaitu kehamilan dan efek negatif dari kehamilan adalah abortus.
Menyikapi hal tersebut, Tim Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) Politeknik Negeri Nusa Utara (POLNUSTAR), Jurusan Kesehatan Program Studi Keperawatan yang diketuai Maryati A. Tatangindatu,S.Kep, Ns, M.Kes, beranggotakan Melanthon Umboh, S.Kep, Ns, M.Kes, Christien Angreni Rambi, S.Kep, M.Kes terjun langsung ke SMP Negeri I Kendahe untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya kesehatan reproduksi terhadap tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi. Selasa, 24 Agustus 2021.
Menurut ketua tim Pengabdian, tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan edukasi kesehatan reproduksi remaja yang meliputi tumbuh kembang remaja dan permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Sasaran kegiatan ini adalah siswa kelas III SMP Negeri I Kendahe.
“ Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan pada SMP Negeri I Kendahe bahwa analisis situasi di tempat tersebut mempunyai permasalahan seperti pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Sehingga sangat diperlukan oleh remaja sejak memasuki masa puberitas. Pendidikan kesehatan reproduksi di Indonesia masih jarang dilaksanakan khususnya di kabupaten kepulauan Sangihe tepatnya di kampung Kendahe. Sehingga perlu adanya pendidikan untuk mencegah terjadinya masalah terkait kesehatan reproduksi, salah satunya melalui penyuluhan seperti saat ini,’ Kata Tatangindatu.
Kegiatan penyuluhan diikuti oleh 52 siswa remaja putri, dengan harapan agar terjadi peningkatan pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi organ reproduksi, cara memelihara kesehatan reproduksi, serta dapat mencegah terjadinya penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS.
“ Edukasi kesehatan reproduksi bagi remaja merupakan hal yang penting sebagai upaya menghindari kekerasan dan penyimpangan seksual berbasis gender bagi remaja,” Tandasnya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri I Kendahe Julien Manangkalangi,S.Pd mengapresiasi atas kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja yang meliputi tumbuh kembang remaja dan permasalahan kesehatan reproduksi remaja sangat penting bagi siswa remaja yang ada di sekolah sehingga terhindar dari dampak berbahaya yang sering menimpah para remaja putri,
“ Terima kasih kepada tim PKMS POLNUSTAR yang sudah memilih sekolah kami dan memberikan penyuluhan. Semoga hal-hal positif seperti ini akan terus dilaksanakan demi menyelamatkan anak–anak bangsa dari hal-hal negatif yang terjadi,” papar KEPSEK. (ADV)