SANGIHE, SASTALPos.com – Pulau Bebalang memiliki potensi untuk dikembangkan khususnya potensi ikan karang karena banyak terdapat terumbu karang yang merupakan habitat dari berbagai jenis ikan karang atau demersal.
Ada dua spesies ikan demersal yang memiliki nilai jual yang tinggi dipasaran yaitu ikan kurisi yang oleh masyarakat lokal Sangihe dikenal dengan nama sahamia dan bembu yang dalam bahasa latinnya dinamakan Etelis carbunculus dan Pristipomoides typus (Alen, 2000). Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan sahamia dan ikan bembu yaitu pancing (handline) yang oleh masyarakat pulau Bebalang dan sekitarnya dinamakan sahamia sesuai dengan nama ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari alat tangkap ini.
Keberadaan spesies ikan sahamia dan ikan bembu di wilayah perairan pulau Bebalang membawa berkah tersendiri bagi nelayan di kampung Bebalang, karena dengan keberadaan ikan sahamia sebagai salah satu jenis ikan yang memiliki harga jual yang tinggi di pasaran memberikan peluang untuk nelayan mendapatkan penghasilan yang layak dalam pemenuhan hidup sehari-hari dan meningkatkan taraf ekonomi nelayan.
Namun demikian terbatasnya sarana alat tangkap pancing sahamia yang digunakan dan sarana pendukung lainnya berupa tempat penampungan sementara hasil tangkapan ikan diatas perahu, menjadikan pendapatan nelayan tidak maksimal dan kualitas ikan yang ditangkap tidak bertahan lama dan cepat membusuk dikarenakan tidak memiliki tempat penampung ikan diatas perahu yang memadai.
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, beberapa permasalahan yang ditemui antara lain: Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan sahamia oleh nelayan di pulau Bebalang sangat terbatas jumlahnya dan alat tangkap yang dioperasikan saat ini sudah tidak layak digunakan karena sudah berumur dan sering mengalami kendala pada saat dioperasikan disebabkan oleh putusnya tali cabang atau mata pancing karena berkarat, sehingga hasil tangkapan nelayan yang ada di Pulau Bebalang sering dengan terpaksa harus dijual dengan harga relatif murah disebabkan kualitas ikan sahamia dan bembu yang ditangkap sudah tidak segar lagi. Hal ini disebabkan tidak adanya penanganan ikan pasca tangkap diatas perahu dan biasanya ikan yang baru ditangkap hanya dibiarkan didalam perahu tanpa adanya perlakuan seperti penggunaan es untuk mempertahankan kesegaran ikan.
Dari sejumlah persoalan inilah Tim PKMS Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan (TPI) Jurusan Perikanan dan Kebaharian Politeknik Negeri Nusa Utara (POLNUSTAR) yang diketuai Julius F. Wuaten, S.Pi., M.Si. beranggotakan Yuliana V. Tatontos, S.Pd., M.Pd. Ishak Bawias, S.Pi., M.T. hadir langsung di kampung Bebalang, Kecamatan Manganitu Selatan, Kamis, 26 Agustus 2021. Melakukan penyuluhan tentang teknik penanganan ikan pasca tangkap dengan menggunakan es dan media penyimpanan coolbox dan bantuan stimulus alat tangkap ikan Sahamia kepada kelompok nelayan penangkap ikan di pulau Bebalang..

” Pengabdian masyarakat di kampung Bebalang adalah suatu kegiatan yang bertujuan membantu masyarakat nelayan penangkap ikan dalam meningkatkan hasil tangkapan ikan. Program ini dirancang oleh dosen Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan Politeknik negeri Nusa utara untuk memberikan kontribusi nyata bagi nelayan di pesisir dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan dari hasil laut. Kegiatan ini diharapkan akan menjadi stimulus bagi kelompok nelayan dalam mengembangkan usaha penangkapan ikan sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka,” Ungkap Julius F. Wuaten, S.Pi., M.Si. sebagai ketua tim sekaligus ketua Prodi TPI.
Dijelaskannya juga, berdasarkan permasalahan yang ada maka solusi terhadap masalah yang dialami mitra adalah menghasilkan hasil tangkapan yang maksimal dan dapat meningkatkan pendapatan Mitra, maka kepada mitra diberikan bahan dan alat untuk membuat alat tangkap sahamia yang pembuatannya dikerjakan oleh mitra dan mendapat pendampingan oleh tim pengabdi dari POLNUSTAR, mulai dari konstruksi dan teknik pembuatan alat tangkap sampai pada pengoperasian alat tangkap di perairan pulau Bebalang. Dalam upaya mempertahankan kesegaran ikan hasil tangkapan nelayan tim pengabdi juga memberikan penyuluhan tentang pentingnya penanganan ikan diatas perahu dan memfasilitasi nelayan Pulau Bebalang dengan pemberian coolbox yang terbuat dari bahan styrofoam, termasuk penempatannya diatas perahu penangkap ikan.
Sementara itu, ketua kelompok nelayan Hotman Medelu mengatakan dimana hadirnya Tim Pengabdian masyarakat ini sangatlah bermanfaat bagi kelompok nelayan, bahkan adanya bantuan stimulus ini sangat membantu usaha penangkapan ikan yang kami lakukan karena memberi motivasi dan juga dorongan untuk memperoleh hasil tangkapan yang lebih optimal.
“ kami sangat berterima kasih kepada para dosen POLNUSTAR yang sudah membantu kami bakhan memberikan ilmu cara penanganan hasil tangkapan ikan sehingga kami bisa menjaga mutu hasil tangkapan kami,” Papar Medelu yang didampingi pemerintah kampung Bebalang. (Adv).