SANGIHE.SASTALPOS.COM- Pemerintah Kampung Lesabe I, Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, mengambil langkah inovatif untuk mengatasi permasalahan sampah di wilayahnya.
Mereka menghadirkan mesin pengolah sampah yang mampu mengubahnya menjadi bahan bakar minyak (BBM) bensin dan jenis solar yang disebut Petasol. Langkah inovatif tersebut diambil setelah melakukan studi banding di Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2022.
Disamping itu , Zeth Junaedhy Legesang, Sekretaris Kampung Lesabe I, menjelaskan bahwa mesin pyrolisis, yang dirancang oleh Budi Trisno Aji pegiat lingkungan di Banjarnegara ini, telah berhasil melewati uji klinis. Bahkan telah diuji oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Banjarnegara dan terbukti cocok digunakan untuk kendaraan.
“Untuk di Banjarnegara sendiri, mesin pyrolisis hasil inovasi generasi kelima ini sudah dilakukan pengujian oleh BRIN dan cocok digunakan untuk kendaraan,” ungkap Legesang, Senin (11/12/2023).
Ia menyampaikan rasa syukurnya karena masyarakat setempat mulai aktif membawa sampah ke tempat pengolahan. Dalam rencananya, BBM hasil olahan ini akan digunakan untuk mesin pembuat es balok guna mendukung kebutuhan nelayan.
“Kami punya mesin pembuat es, namun hitung-hitungannya cukup mahal penggunaan bahan bakar minyak biasa. Jadi rencananya kami akan pakai BBM hasil olahan ini di mesin tersebut,” terangnya.
Legesang menegaskan bahwa mesin pyrolisis dirancang secara ramah lingkungan, tidak mengeluarkan asap maupun bau sengat sampah plastik. Namun, persoalan yang dihadapi saat ini adalah ketersediaan pasokan sampah plastik yang mulai terbatas. Belum lama ini, mesin tersebut telah memproduksi 84 kilogram sampah plastik, menghasilkan 58 liter jenis solar dan 2 liter bensin.
“Sekarang belum produksi karena sampah masih sedikit, oleh karena itu rencananya kedepannya akan melakukan edukasi dan publikasi terkait kebutuhan sampah,” paparnya.
Kepala Kampung Lesabe I, Jems Rihard Hamel, berharap bahwa pengadaan mesin ini dapat memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat dan menjadi solusi efektif dalam mengatasi permasalahan sampah plastik.
“Tentu kita berharap ini bisa berkelanjutan, karena hasilnya sangat baik. Sinergitas semua pihak sangat dibutuhkan untuk membangun inovasi ini ke depannya,” Jelas Habel
Data Yang di rangkum media ini bahwa Sampah yang dibutuhkan untuk diolah melalui mesin tersebut meliputi sampah jenis HDPE, PP, tas plastik, karung, dan stirofoam. Selain sampah plastik, minyak goreng sisah atau jelantah juga dapat diolah menjadi bahan bakar. Pemerintah Kampung Lesabe I menetapkan tarif pembelian sampah plastik sebesar 1000 per kilogram, sementara minyak goreng sisah atau jelantah dihargai 2000 per kilogram. (Jay)