SANGIHE, SASTALPOS.COM – Pengabdian kepada masyarakat melalui kerjasama Politeknik Negeri Nusa Utara (POLNUSTAR) dengan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati – Institut Teknologi Bandung (SITH-ITB) tentang memperkenalkan Budidaya Sponge, di Kelurahan Enengpahembang pada tahun 2021 lalu, akhirnya membuahkan hasil.
Pasalnya pada 9 Juni 2022, kerjasama POLNUSTAR dengan SITH-ITB membuahkan hasil dibuktikan dengan dilakukannya panen Sponge yang telah di tanam di perairan kelurahan Enengpahembang.
Sebelumnya, kerjasama POLNUSTAR dengan SITH-ITB bersama warga setempat menanam 18 Sponge dan setelah di panen ada sekitar 11 sponge yang bertahan hidup dan bertumbuh dengan baik.
“ hal ini sangat penting, mengingat sponge merupakan hewan berperan penting di terumbuh karang,” Kata Dr. Walter Balansa sebagai ketua Tim Kegiatan tersebut.
Ditambahkannya, sponge-sponge yang bertahan hidup nantinya akan diambil sampel untuk dibawa ke ITB guna diteliti lebih lanjut.
“ setelah panen sebagian sponge-sponge tersebut kami akan kembalikan lagi ke laut,” Singkat ketua Jurusan Perikanan dan Kebaharian ini.
Tidak hanya sekedar kerjasama, namun kegiatan ini juga dipantau langsung oleh Dr. Anggraini Barlian dan Dr. Indra wibowo (SITH-ITB) secara online melalui zoom meeting.
Sementara itu, mewakili warga, Lurah Enengpahembang Journal Lakada, S.Sos menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan oleh SITH-ITB dan Polnustar.
“ kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa memiliki lingkungan laut di masyarakat, selain itu penanaman sponge sangat penting untuk menjaga kelestarian alam laut sebab laut merupakan sumber mata pencairan masyarakat Kelurahan Enengpahembang,” Tandas Lakada.
Diketahui, Kabupaten Kepulauan Sangihe memiliki beragam spesies sponge yang tersebar di berbagai tempat. Sponge merupakan salah satu biota laut yang kaya akan manfaat.
Manfaat Sponge sebagai organisme laut dan potensinya sebagai bahan hayati untuk industri obat – obatan dan kosmestik.
Potensi sponge sebagai sediaan bahan hayati laut, perlu dibudidayakan agar tidak mengambil sponge secara berlebihan di alam yang nantinya akan merusak laut.
Kegiatan ini diketuai Dr. Walter Balansa dan Anggota Aprelia M. Tomasoa, M.Si dan Frets J. Rieuwpassa, M.Si.***/Gun
