SANGIHE, SASTALPOS.COM – Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) Politeknik Nusa Utara (POLNUSTAR) melalui pengabdian kepada masyarakat melakukan pemberantasan penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) di Kecamatan Manganitu diketuai oleh Ns. Yeanneke L.Tinungki,S. Kep, M.Kes dan beranggotakan Ns. Detty J. Kalengkongan, S. Kep, M. Kes, pada
Pengabdian kepada masyarakat ini juga didampingi oleh Petugas Puskesmas Manganitu Yanuar Dumaili, S. SiT yang merupakan pemegang program tersebut. Sehingga data pasien penderita TB Paru dapat dikunjungi satu per satu oleh tim dosen POLNUSTAR tersebut.
Terpilihnya kecamatan Manganitu sebagai lokasi pengabdian dikarenakan salah sejumlah penduduknya memiliki pasien penderita penyakit TB paru. Dan dari data yang ada terjadi peningkatan angka kejadian TB Paru, Apalagi, Penyakit TB Paru ini merupakan penyakit menular.
Menurut ketua Tim, Ns. Yeanneke L.Tinungki,S. Kep, M.Kes, Salah satu faktor tertularnya penyakit TB Paru ini karena tidak terciptanya perbaikan tata nilai kehidupan masyarakat dari segi kesehatan, Keadaan sosial ekonomi keluarga yang sangat rendah menyebabkan status gizi masyarakat menurun, sehingga Risiko komplikasi termasuk kematian pada penderita TBC dipengaruhi oleh status gizi secara individual. Berakibat, produktifitas kerja masyarakat menurun sehingga pasien yang positif menderita penyakit TB paru akan mengalami masalah penyakit kronik yang berkepanjangan.
“ sebagian besar keluarga tidak mampu untuk membuat rumah yang layak untuk ditinggal. Seperti lembab dan ventilasi banyak yang tertutup, sehingga sinar matahari yang masuk ke dalam rumah menjadi minim menyebabkan bila terdapat salah satu anggota keluarga mengalami TB Paru maka semua anggota keluarga beresiko terpapar dengan TB Paru sehingga diperlukan skrining bagi penderita TB Paru BTA positif. Pemeriksaan BTA yang dilakukan dengan mengumpulkan specimen dahak secara batuk spontan,” Kata Tinungki.
Lanjut Tinungki, PKMS POLNUSTAR hadir untuk memberantas penyakit Paru di masyarakat Kecamatan Manganitu. Dengan 5 tahapan yakni : Tahapan Pencarian atau mendeteksi dan Skrining, Pemeriksaan Foto Thorax dan Pemeriksaan Laboratorium, Pemberian Obat OAT (Obat Anti Paru) bagi Pasien yang positif, memberikan informasi kesehatan bahwa Obat tidak boleh putus dan harus diminum setiap hari, dan Memberikan Penyuluhan Kesehatan dan Peningkatan Gizi kepada Masyarakat.
“ awal kami melakukan pencarian pasien TB Paru atau mendeteksi/skrining dari data pasien yang dicurigai menderita TB paru dengan gejala khas yaitu Batuk berdahak dan berlendir yang lama lebih dari 1-2 bulan, batuk berdarah, BB Menurun secara drastis dan mengeluh sesak. Kemudian. Pasien lalu di bawa ke Puskesmas untuk diperiksa. Lebih lanjut dengan pemeriksaan Foto Thorax dan Pemeriksaan Laboratorium,” paparnya.
Diketahui, pada pemeriksaan laboratorium terdapat 1 orang mengidap Leukositosis (neutrofilia) dan trombositosis dan 7 orang Positif mengidap Penyakit TB paru berdasarkan pemeriksaan fisik oleh dokter, pemeriksaan sputum lewat mikroskopik Pasien tersebut.
Diakhir pengabdian, tim memberikan penyuluhan kesehatan tentang TB paru dan penularannya serta cara pencegahannya sangat diperlukan bagi keluarga pasien penderita TB paru yang tinggal serumah dengan pasien agar penularan kuman TB Paru dapat diputuskan.
“ Selain memberikan penyuluhan kesehatan, kami juga memberikan Bahan makanan untuk penderita TB Paru dengan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein seperti Beras dan telur untuk meningkatkan daya tahan tubuh saat tubuh membutuhkan kalori karena penderita TB paru sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disaat dia sakit,” Tutupnya. Sambil berharap melalui PKMS ini penyakit TB Paru yang ada di kecamatan Manganitu dapat diberantas.(ADV).