SANGIHE.SASTALPOS.COM- Danrem 131/Santiago Brigjen TNI Wakhyono, S.Sos.,M.I.P didampingi oleh Kasi Ops Korem 131/Santiago Kolonel Inf Wahyu Ramadhanus bersama Kasdim 1301 Sangihe Letkol Inf Rasmul Tamalawe, bertemu pengasuh yang juga saksi mata peristiwa kelamnya G30S PKI, Oma Alpiah Makasebape.
Kunjungan tersebut merupakan yang pertama kali sejak dirinya menjadi orang nomor satu di satuan Korem 131 Santiago beberapa bulan lalu.
Alpiah Makasebape (78) yang sekarang berdomisili di Kelurahan Dumuhung, Kecamatan Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara yang dikenal publik Sebagai saksi mata langsung heroiknya peristiwa G30S PKI tahun 1965 silam, ketika dirinya saat itu merupakan pengasuh anak dari Jenderal Besar TNI (Purn) Dr (HC) Abdul Haris Nasution, Ade Irma Nasution.
Terpantau,Suasana Penuh keakraban tercipta ketika Danrem 131 Santiago bersama dengan pengasuh ade irma Nasution ini berbincang menceritakan kembali masa masa saat kedatangannya di keluarga Jenderal A. H Nasution hingga peristiwa kelam 30 September 1965 hingga hembusan nafas terakhir ade irma Nasution.
“Pada tahun 1960, Ibu Johana Sunarti Nasution mencari seseorang untuk mengasuh anaknya yang baru saja lahir (Ade Irma) pada 19 Februari 1960. Saya kala itu berusia 24 tahun akhirnya dipilih. Ade Irma Suryani merupakan anak bungsu Kepala Staf Angkatan Perang (saat itu) Jenderal TNI Abdul Haris Nasution. Ade Irma tertembak senjata pasukan pro PKI ketika sedang mencari Nasution untuk dibawa ke kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada malam 30 September 1965,” Jelas nenek Titang Sapaan akrab.
Lanjut Pengasuh ade irma Nasution menceritakan proses pengabdianya hingga sudah usia senja.
“Saya masih mengabdi hingga tahun 1969. Setelahnya saya memilih untuk pulang kampung dan menetap di Tahuna, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kami masih menjalin komunikasi yang baik dan masih beberapa kali datang ke Jakarta untuk menghadiri acara-acara spesial Keluarga Nasution,” pungkas sang pengasuh menceritakan kembali kisahnya. Rabu (24-5/2023).
(Jay)